REDAKSI SUARA RAKYAT BEKASI.JL. MAYOR HASIBUAN NO.14 BEKASI,JAWABARAT,INDONESIA.
email.suararakyatbekasi@gmail.comHOTLINE.HP.087878753510 - Biro Bekasi : JUHADI 02196607362 , HERU ASWAN 081997143007




pemdakota bekasi logo


Total Tayangan Halaman

Jumat, 15 Juli 2011

Tahun Depan, 3 Mega Proyek Beroperasi di Tarumajaya


Suara Rakyat Bekasi - KEC.TARUMAJAYA, KAB. BEKASI bergeliat. Dalam beberapa tahun terakhir, geliat itu sangat terasa. Pertumbuhan kota sangat pesat, terutama kian menjamurnya perumahan. Terlebih, rencana tata ruang Tarumajaya sudah bergeser bertitik berat pada industri dan bukan lagi pertanian.
Setelah 5 tahun, menapaki jalan pusat Kota Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, saat ini benar-benar sudah berubah. Perumahan elit berskala besar, seperti ‘HDP’ dan semacamnya mulai tumbuh. Setidaknya, ada 6 perumahan elit besar yang berkembang di pesisir Kabupaten Bekasi ini. Di samping itu, perumahan bertipe cluster menjamur di sana-sini.
Demikianlah itu yang nampak saat ini. Infra struktur jalan misalnya, sudah terakses mulus dengan sistem rigid di ketiga jalur masuk kecamatan ini. Karakter tanah pesisir menjadikan sistem cor semen untuk jalanan menjadi pilihan tepat.
Selain itu, dalam jangka 5 atau 10 tahun mendatang, Kota Tarumajaya akan benar-benar berubah. Setidaknya, rencana sejumlah mega proyek yang dimasukkan dalam RDTK (Rencana Detil Tata Ruang Kota) wilayah Tarumajaya. Seperti pelabuhan penumpang dan barang, jalan tol, maupun jalan lingkar luar. Ketiga proyek ini sudah mulai dilaksanakan dan akan beroperasi ditargetkan pada 2012.
Konsep ini sudah tertuang dalam rencana ke depan wilayah Tarumajaya. Termasuk rencana angkutan penumpang dan barang, zonanisasi wilayah, dan juga masalah air bersih. Konsep ini dibuat terpadu dengan wilayah tetangga, termasuk wilayah DKI Jakarta.
Pelabuhan Tarumajaya diarahkan untuk dapat menjadi pelabuhan penumpang dan barang. Lokasi yang disetiapkan dapat menjadi alternatif dan pendukung pelabuhan di Marunda maupun Tanjung Priok. Akses jalan penghubung ke pelabuhan juga disiapkan mudah dan sesuai dengan kebutuhan. Sebagai angkutan barang dengan kapasitas jalan yang lebar dan kuat untuk petikemas 40 feet. Akses ini dapat dijangkau melalui Cilincing dan juga ke Cikarang dengan tanpa melalui jalan tol Jakarta-Cikampek. “Ada jalan lingkar luar yang akan mendukung yang saat ini sudah mulai. Tahap pembebasan di daerah lain sudah, tinggal di Tarumajaya saja,” kata Herman.
Sebuah kawasan industri sebagai pendukung kawasan Marunda yang diperkirakan sekitar 300 hektar juga sudah dimatangkan. Hal ini menjadi tanda kawasan pertanian yang mulai beralih menjadi kawasan industri. Selain itu, berdasarkan konsep tata ruang Jabodetabekjur, lintasan kereta api barang akan dikembangkan pada lintasan Cikarang-Tanjungpriok. Konsep ini disesuaikan dengan lintasan rencana pembangunan Jalan Tol Cikarang-Tanjungpriok.
Meski, penataannya masih akan disinkronkan juga dengan rencana pembukaan terminal petikemas di Lemahabang. Konsep ini tertuang dalam arahan kebijakan pengembangan Kecamatan Tarumajaya, dalam konsep idealisasi jaringan rel. Di bidang angkutan penumpang, konsep yang ditawarkan salah satunya dengan membuka angkutan penyeberangan penumpang melalui laut yang tersambung ke Tanjungpriok.
Kemudian angkutan antar daerah diarahkan menggunakan System Angkutan Umum Massal (SAUM) yang akan menyediakan angkutan penumpang dalam jumlah besar. Sistem ini juga yang dinilai tepat diterapkan di Kabupaten Bekasi secara menyeluruh.
SAUM mengarah kepada penyediaan sarana trasporasi jenis BRT (Bus Rapid Transit), sejenis dengan busway yang saat ini ada di Jakarta. Pelayanan angkutan penumpang yang berbasis kepada sarana angkutan jalan raya ini dianggap paling murah dan tepat. Meski, sejumlah persyaratan harus lebih dulu disiapkan. Melihat konsep ini, bias jadi Tarumajaya menjadi kota pantai yang maju akan segera menjadi kenyataan.
Dalam pengembangan wilayah, Kecamatan Tarumajaya mulai bergeser dalam peruntukannya. Kalau dulu masih diarahkan prioritas untuk pertanian, namun kali ini berubah menjadi kota perumahan, perdagangan dan industri. Dari 8 desa yang ada, fungsi utama sebagai pertanian, selain fungsi perumahan dan perdagangan, diarahkan di Pusaka Rakyat, Setia Asih, Pahlawan Setia dan Setia Mulya. Selain itu tidak dicantumkan, seperti di Samudra Jaya, Segarajaya, Segara Makmur dan Pantai Makmur sebagai pusat kotanya. Ini tertuang dalam pembagian BWK (Batas Wilayah Kota) dalam rencana tata kotanya.
Perubahan ini juga sudah mulai tampak di lapangan, apalai jaringan irigasi persawahan yang menjadi andalan distribusi air sering bermasalah. “Dibilang tidak ada, kenyataannya saluran irigasi itu masih ada. Tapi kalau dibilang tidak ada, ternyata petani harus pandai mengatur sendiri,” kata Abdul Wahid, warga.
Masalah lain, penanganan kebutuhan air bersih menjadi prioritas yang tak dapat ditinggalkan. Kondisi geografis daerah pesisir menjadikan kebutuhan ini sangat vital. “Kita akan tawarkan ke komplek perumahan dalam penanganan bersama air bersih,” kata Herman Sujito. Masalah drainase juga menjadi kendala, ketika saat ini sistem drainase belum terpadu dengan daerah tetangga. Ancaman banjir dan limbah sampah ke wilayah Tarumajaya menjadi kebutuhan yang harus dipersiapkan penanganannya.
Hanya saja, sejumlah kalangan mempertanyakan konsistensi pemerintah daerah dalam pengembangan satu wilayah. Konsistensi ini sering tidak tampak karena pola pembangunan yang dirasakan hanya karena sesaat dan tidak mengindahkan kesepatakan dalam RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah).
WARGA DILIBATKAN
Komaruddin, Sekjen Panitia Persiapan Pemekaran Kabupaten Bekasi, mengatakan ketika Pelabuhan Tanjung Priok over load, maka perlu dibangun Pelabuhan di Tarumajaya.
Hanya saja, katanya, Pemerintah Kabupaten Bekasi, sudah seharusnya mempersiapkan masyarakat di sana untuk mampu bersaing. Dengan memberikan informasi yang jelas, serta memberikan program pembekalan dan ketralmpilan yang memadai sehingga dapat
ikut menikmati hasil pembangunannya. “Jangan sampai hanya menjadi penonton. Sementara pekerjanya justru dari luar,”katanya.
Menurutnya, pembangunan jalan tol menjadi hal yang strategis untuk membangun kota. Apalagi dengan jalan lintas pantura. Yang menembus pinggiran Utara ke arah Karawang. Sehingga, akses industri dari Karawang-Subang-Purwakarta bisa diwadahi di Tarumajaya.
Tarumajaya akan dibangun setara dengan Jakarta Utara. Bahkan semestinya lebih baik. Sehingga, mampu menandingi dan, jadi pilihan Sister city-lah.
Hanya saja, masalahnya, mampukan top leader mempersiapkan pembangunan ini dengan segala persiapannya. Kalau diamati, bias jadi sulit jika kondisi top leader mampu mempersiapkan. Sehingga, wacana untuk untuk pemekaran wilayah Kabupaten Bekasi. Dianggap mendesak dilakukan.